Urang Tojo

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu
Urang Tojo
Jumlah populasi

3.500 jiwa di Indonesia (1998)

Kawasan bapopulasi cukuik banyak
Bahaso
Bungku-Tolaki
Agamo
Kapicayoan Pue Mpalaburu (PueMpalaburu), Lamoa, To Lamoa, Roh-Roh, dan Dunia Atas dan Dunia Bawah
Peta sebaran bahasa Bungku-Tolaki menurut Mead (1998).

Orang Tojo atau nan sabananyo suku Bare'e (Ejaan Van Ophuijsen; Todjo) adalah nama sebutan untuk Orang yang berasal dari Tojo, Sulawesi Tengah, yang disebut dalam Bahasa Bare'e adalah Paranaka, Orang Tojo atau Paranaka[1] adalah Suku Bare'e yang berasal dan lahir di Tojo, dan kemudian menikah dengan orang dari Suku Bugis, dan Orang Belanda menyebut mereka De Todjoërs atau Orang Tojo, Orang Tojo juga sudah sangat biasa disebut sebagai Bare'e, Orang Bare'e, atau Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yaitu Suku pribumi asli Poso-Tojo. Badasarkan administrasinyo suku iko barasa dari Tojo Una-una nan marupokan salah satu daerah yang berada di Sulawesi Tengah. Terdapat beberapa suku yang mendiami daerah ini. Suku-suku tersebut antara lain suku Bugis, suku Kaili, suku Bare’e dan suku Ta’a. Suku Bare’e dan Ta’a merupakan suku asli yang hidup didaerah Tojo Una-una dan suku Ta’a merupakan suku terbanyak yang mendiami daerah Tojo Una-una. Suku tersebut tersebar diseluruh daerah Tojo Una-una yang pada umumya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Sabananyo pabedaan antaro suku Bare'e jo suku Tojo adolah sijarahnyo, nan mano asal-usua suku Tojo iolah suku Bare'e iko sandiri dan sampai kini masih dianggap sabagai bagian dari suku inyo yang indak bisa tapisah, hanyo sajo suku Tojo marupojan suku paranakan atau disabuik juo "Paranaka" nan mano urang ko alah tajadi pancapuran atau pakawinan jo urang lua dari suku Bare'e. Namun walau pun mode itu urang ko tetap ciek rumpun jo ciek kabudayaan, indak ado nan babeda.

Sijarah[suntiang | suntiang sumber]

Di beberapa titik di pantai timur Propinsi Sulawesi Tengah adalah Tojo dan yang dikenal lagi disuatu tempat di Tojo adalah distrik Taliboi yaitu Pusat Kerajaan Tojo, sewaktu ibukota Kerajaan Tojo masih berada di Tojo yang pada tahun 1929 ibukota Kerajaan Tojo dipindahkan ke Ampana oleh Raja Tojo Tandjumbulu.

Permukiman muncul dari orang yang lahir dari pernikahan Suku Bare'e yang lahir dan besar di Tojo dengan Suku Bugis, dan mereka menyebut diri mereka sendiri dengan sebutan Paranaka atau Orang Tojo.[1] Tahun 1902 Orang Tojo dalam buku laporan Hindia Belanda disebutkan bahwa jumlah Orang Tojo (Paranaka) saat itu sebanyak 3.500 Orang, dan Mata pencaharian Orang Tojo adalah dari berdagang, dan bertani.

Suku Bare'e berasal dari sejarah berdirinya Kerajaan Tojo, Awal sejarah terbentuknya Kerajaan Tojo bermula dari penjemputan bakal raja Pilewiti setelah mendapatkan ijin dari Tinja Pata Sulapa oleh orang yang bernama Talamoa iaitu orang dari langit atau dalam Bahasa Bare'e-nya disebut “To lamoa, Bare'e-nya orang dari langit” dari Sausu menuju Tanjung Pati-pati, Tinja Pata Sulapa (Bare'e, Tiang Empat Sudut) ialah penguasa di wilayah Sausu sampai Tanjung Pati-pati.

Dikisahkan dalam perjalanan dari Pombalowo sekitar tahun 1770 bersama pengawalnya 40 pasang laki-laki dan perempuan menuju Tanjung Pati-pati dengan menggunakan perahu Sampan Batang. Ringkas cerita dalam perjalanan terjadi dialog dan tanya jawab antara Talamoa dengan Pilewiti yang menanyakan semua sungai yang dilewati dari Sausu sampai dengan Tanjung Pati-pati yang pada akhirnya Pilewiti menunjuk sungai Tojo sebagai tempat untuk mendirikan suatu kerajaan, karena menurut beliau tempat tersebut (Tojo) ialah tempat yang terbaik bagi pusat pemerintahan Suku Bare'e, tempat yang dipilih nantinya akan berdiri sebuah kerajaan dari semua tempat yang di lewatinya dari Sausu hingga Tanjung Pati-pati, sehingga Tojo ditetapkan sebagai pusat kerajaan, dan dari sejarah berdirinya Kerajaan Tojo maka dapat diketahui Suku Bare'e itu ada.[2]

Sebelum mengenal Allahuta’ala, Masyarakat Suku Bare’e yang mendirikan Kerajaan Tojo tahun 1770 mengenal beberapa Macam Agama Kepercayaan Nenek Moyang Suku Bare'e, yaitu:[2]

  • Kepercayaan Pue Mpalaburu (PueMpalaburu),
  • Kepercayaan Lamoa,
  • Kepercayaan To Lamoa,
  • Kepercayaan Roh-Roh, dan
  • Kepercayaan Dunia Atas dan Dunia Bawah.

Rumah adaik[suntiang | suntiang sumber]

Rumah adat suku bare'e di sebut Lobo, Lobo ialah Rumah adat Suku Bare'e yang terbuat dari kayu hitam Eboni (Ebony).

Lobo berfungsi sebagai Tempat Ritual Adat, dan Sembah yang kepada Pue Mpalaburu tuhannya Suku Bare'e, yang disetiap sudut dari Rumah adat Lobo tersebut diterangi oleh lampu damar, Lobo pada era moderen digunakan sebagai Rumah adat bagi Suku Bare'e.

Lobo disebut dalam bahasa Belanda ialah Dorptemple Lobo , atau terjemahannya ialah Lobo Rumah Roh atau Lobo Tempat Sembahyang.

Rumah adat Lobo berwarna Hitam dan Coklat Kayu.

Pakaian adaik[suntiang | suntiang sumber]

Pakaian baju adat Suku Bare'e untuk laki-laki (Langkai) ialah Banjara dan juga Piyama. Warna pakaian hitam dan bisa juga merah, dan kain ikat kepala siga berwarna merah dengan kain di pundak berwarna merah.[2]

Banjara dan Piyama yang dipakai Suku Bare'e ada 2 macam, iaitu: Banjara dan Piyama yang tanpa kain dipundak dan memakai kain dipundak.

Pakaian Baju Adat Suku Bare'e untuk wanita (Ve'a) disebut Inodo. Baju berwarna merah, dan rok berwarna hitam dengan ikat kepala dari kain berwarna merah dengan rajutan warna warni,

Beberapa laki-laki dari suku bare'e juga memakai Inodo.

Pakaian baju adat Suku Bare'e untuk wanita, Inodo ada 2 macam iaitu Inodo yang menggunakan kain dipundak dan tanpa ada kain dipundak, dan kedua pakaian adat Suku Bare'e tersebut memakai ikat kepala kecil dari ruas bambu yang dilapisi kain yang dirajut atau disebut Tali Bonto, Pakaian Inodo jika menggunakan hijab dengan ikat kepala kecil dari kain yang dirajut (Tali Bonto), atau bisa juga dengan kain ikat kepala yang seperti piyama laki-laki.

Jadi, pakaian baju adat Suku Bare'e untuk Orang Bare'e (Langkai dan Ve'a) ada 2 macam, ada yang pakai kain dipundak dan ada yang tidak.

Rujuakan[suntiang | suntiang sumber]

  1. a b "Situs Pribadi". indonesiasejarahbangsa.wordpress.com. Diakses tanggal 2023-02-26. 
  2. a b c "OPAC - Perpustakaan UT". opac.ut.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2023-02-26.