Urang Maanyan Paju Sapuluh

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu

Orang Dayak Maanyan Kadamangan Paju Sapuluh adalah masyarakat adat sub-etnis Dayak Maanyan yang mendiami sepuluh kampung pada kec. Dusun Timur dan Awang dengan adat leluhur yang sama yaitu:

  1. Sangarasi (Jaar)
  2. Matabu
  3. Magantis
  4. Tamiang Layang
  5. Sarapat
  6. Patai
  7. Harara
  8. Hariyan
  9. Tangkan
  10. Hayaping.

Menurut versi lainnya wilayah Paju Sepuluh meliputi:

  1. Murungkliwen
  2. Pimpingen
  3. Munsit
  4. Harara
  5. Patai
  6. Lasi Muda
  7. Sarabon
  8. Pagar
  9. Tangkan
  10. Bangi Sampa Tulen

Tokoh Maanyan Paju Sapuluh[sunting | sunting sumber][suntiang | suntiang sumber]

Putri Mayang Sari atau Poetri Maija adalah Pemimpin Dayak Maanyan yang meneruskan kepemimpinan Uria Lan'na. Putri Mayang Sari berkedudukan di Sangarwasi (sebelumnya bernama Sanggar Jatang), Kabupaten Barito Timur.[1] Kampung Sanggarwasi sekarang masuk desa Jaar. Puteri Mayangsari puteri dari Raja Banjar Islam yang pertama (Sultan Suriansyah) dari isteri keduanya Norhayati yang berdarah Dayak, cucu Labai Lamiah tokoh Islam Dayak Maanyan. Labai Lamiah dimakamkan di dekat masjid Pusaka Nurul Iman di Puain Kanan. Walau Mayang Sari beragama Islam, dalam memimpin sangat kental dengan adat Dayak, senang turun lapangan mengunjungi perkampungan Dayak dan sangat memperhatikan keadilmakmuran masyarakat Dayak di masanya. Itu sebabnya ia sangat dihormati dan makamnya diabadikan dalam cungkup makam berbentuk Rumah Adat Banjar di Jaar, kabupaten Barito Timur (Marko Mahin, 2005).[2][3]

Mato Pancaharian[suntiang | suntiang sumber]

Sebagian besar mata pencaharian suku Maanyan adalah bercocok tanam diladanga dengan sistem tebang bakar. Sistema tebang bakar dilakukan dengan gotong royong antar 12- 15 orang. Mereka mengadakan pembagian kerja antara wanita dan pria. tanaman utama yang ada diladang adalah padi. adapun tanaman lainnya seperti ubi kayu, nenas, ubi rambat, terong, tebu, cabe dan tembakau. mereka juga beburu binatang menggunakan bantuan anjing. dan juga mereka mencari rotan dan damar untuk dijadikan kerajinan tangan seperti tikar dan keranjang. Suku Maanya juga terkenal sebagai penenun. mereka bisa menenun menggunakan kapas dan membuat pakaian dari kulit kayu dan juga membuat perahu yang mana nnti perahu tersebut akan dijual.

Liek pulo[suntiang | suntiang sumber]

Rujuakan[suntiang | suntiang sumber]

  1. Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange & Company. 1860. hlm. 174.
  2. "[nasional_list] [ppiindia] Putri Banjar Di Tanah Dayak - nasional_list - FreeLists". www.freelists.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-10. 
  3. "Ampah Channel". Ampah Channel (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2023-02-10.