Koto Mataram, Lombok

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu
(Dialiahkan dari Kota Mataram)
Koto Mataram, Lombok
Islamic Centre Mataram
Islamic Centre Mataram
Lambang rasmi Koto Mataram, Lombok
Lambang
Julukan: Kota Seribu Masjid
Semboyan: Kota Mataram Maju, Religius dan Berbudaya
Nagara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
Tanggal paresmian31 Agustus 1993
Pamarintahan
 • Wali KotaMohan Roliskana
 • Wakil Wali KotaMujiburrahman
Laweh[1]
 • Total61,30 km2 (23,67 sq mi)
Panduduak (2021)[2]
 • Total441.561 jiwa
 • Kapadatan7.203/km2 (18,660/sq mi)
Demografi
 • AgamoIslam 82,67%
Hindu 13,99%
Kristen 2,36%
- Protestan 1,54%
- Katolik 0,82%
Buddha 0,98%[2]
 • BahasoSasak, Indonesia
Zona wakatuWITA (UTC+08:00)
Kode telepon0370
Plat kandaraanDR xxxx A*/B*/C*/D*/E*
Jumlah kecamatan6 kecamatan[1]
Jumlah kelurahan50 kelurahan[1]
DAURp 641.141.879.000,- (2020)[3]
PADRp 350.255.500.000,-
APBDRp 1.412.049.871.000,-[4]
IPM 79,14 (2021)
Tinggi[5]
Situs webmataramkota.go.id

Koto Mataram adolah ibundo koto Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Adat Sasak cukup mewarnai masyarakat di kota ini. Mataram merupakan bagian dari Mataram Raya kawasan metropolitan terbesar kedua di Kepulauan Nusa Tenggara setelah Sarbagita. Jumlah penduduk kota Mataram tahun 2021 sebanyak 441.561 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 7.203 jiwa/km2.[6]

Etimologi[suntiang | suntiang sumber]

Nama Mataram, di Lombok disebutkan dengan beragam, ada Mataram, Metaram, Mentaram, atau Mataharam. Beberapa literatur menyebutkan, Mataram berasal dari bahasa Sansekerta dari kata mata yang berarti ibu dan kata aram yang berarti hiburan. Mataram juga berarti persembahan untuk ibu pertiwi. Kata Mataram juga berasal dari kata matta yang berarti gembira atau gairah dan aram berarti hiburan. Sehingga matta-aram atau mataram berarti pembangunan kerajaan atau kota ini adalah sebagai lambang pernyataan kegembiran sebagai hiburan sekaligus lambang kegairahan hidup untuk membangun tanah harapan yang menjanjikan masa depan lebih cerah.[7]

Sejarah[suntiang | suntiang sumber]

Dalam Babad Lombok, terdapat ekspedisi untuk menaklukkan wilayah Nusa Tenggara. Ekspedisi ini dipimpin Sunan Prapen yang berangkat bersama para mubalig dan armadanya didukung puluhan kapal dengan 10 ribu pasukan berasal dari daerah di pulau Jawa seperti Mataram, Majalengka, Madura, Sumenep, Surabaya, Semarang, Gresik, Besuki Gembong, Candi, Betawi dan lainnya. Mereka dipimpin pemukanya seperti Arya Majalengka, Ratu Madura dan Sumenep, Adipati Surabaya, Adipati Semarang, Patih Ki Jaya Lengkara, dan Raden Kusuma Betawi.

Dari Mataram sendiri dipimpin seseorang yang disebut Patih Mentaram. Di Lombok, setelah mengislamkan raja Lombok Prabu Rangkesari, dengan berbasis di kotaraja Lombok di teluk Lombok, ekspedisi dipecah-pecah menjadi rombongan yang dikirim ke seluruh penjuru pulau Lombok. Salah satu peran penting patih Mataram mendapat tugas menaklukkan semua orang di utara gunung dari Samulya (saat ini Sambelia).[7]

Literatur lain menyebutkan, di masa itu, pulau Lombok diperintah raja-raja. Raja Mataram pada 1842 menaklukkan Kerajaan Pagesangan. Setahun kemudian yakni 1843 menaklukkan Kerajaan Kahuripan. Kemudian ibukota Kerajaan dipidahkan ke Cakranegara dengan ukiran Kawi pada nama Istana Raja. Raja Mataram (Lombok) selain terkenal kaya raya juga adalah raja yang ahli tata ruang kota, melaksanakan sensus penduduk kerajaan dengan meminta semua penduduknya mengumpulkan jarum. Penduduk laki - laki dan perempuan menggunakan jarum untuk menandakan suatu ikatan.

Setelah Kerajaan Mataram jatuh oleh pemerintah Hindia Belanda, yang dibayar mahal dengan tewasnya Jend. P.P.H. van Ham (monumennya ada di Karang Jangkong), Cakranegara mulai menerapkan sistem pemerintahan dwitunggal berada di bawah Afdeling Bali Lombok yang berpusat di Singaraja, Bali.

Pulau Lombok dalam pemerintahan dwitunggal terbagi menjadi 3 (tiga) onder afdeling, dari pihak kolonial sebagai wakil disebut kontrolir dan dari wilayah disebut Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) sampai ke tingkat Kedistrikan. Adapun ketiga wilayah administratif masih disebut West Lombok (Lombok Barat), Middle Lombok (Lombok Tengah) dan East Lombok (Lombok Timur) dipimpin oleh seorang kontrolir dan Kepala Pemerintahan Setempat (KPS).

Wilayah Lombok Barat membawahi 7 (tujuh) wilayah administratif yang meliputi Kedistrikan Ampenan Barat di Dasan Agung, Kedistrikan Ampenan Tmur di Narmada, Kedistrikan Bayan di Bayan Belek, Asisten Distrik Gondang di Gondang, Kedistrikan Tanjung di Tanjung, Kedistrikan Gerung di Gerung, dan Kepenggawaan Cakranegara di Mayura.

Geografi[suntiang | suntiang sumber]

Kota Mataram memiliki topografi wilayah berada pada ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan rentang ketinggian sejauh 9 km, terletak pada 08° 33’ - 08° 38’ Lintang Selatan dan 116° 04’ - 116° 10’ Bujur Timur. Struktur geologi Kota Mataram sebagian besar adalah jenis tanah liat dan tanah endapan tuff yang merupakan endapan alluvial yang berasal dari kegiatan Gunung Rinjani, secara visual terlihat seperti lempengan batu pecah, sedangkan di bawahnya terdapat lapisan pasir.

Batas Wilayah[suntiang | suntiang sumber]

Batas-batas wilayah Kota Mataram adalah sebagai berikut:[6]

Utara Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat
Selatan Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat
Barat Selat Lombok
Timur Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat


Iklim[suntiang | suntiang sumber]

Seperti kota-kota lain di Indonesia, kota Mataram beriklim tropis dengan tipe iklim muson tropis (Am) yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara di Kota Mataram berkisar antara 20.1 °C sampai dengan 31.6 °C. Kelembapan maksimum 83% terjadi pada bulan Januari–Maret dan Desember, sedangkan kelembapan minimum 77% terjadi pada bulan Agustus dan September. Rata-rata penyinaran matahari maksimum pada bulan September. Sementara jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 20 hari, dengan curah hujan rata-rata mencapai 1200–2000 mm per tahun, dan jumlah hari hujan relatif ≥120 hari per tahun.[8] Templat:Mataram weatherbox

Pemerintahan[suntiang | suntiang sumber]

Secara administratif Kota Mataram memiliki luas daratan 61,30 km dan 56,80 km perairan laut, terbagi atas 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Ampenan, Cakranegara, Mataram, Sandubaya, Selaparang dan Sekarbela dengan 50 kelurahan dan 297 lingkungan.

Daftar Wali Kota[suntiang | suntiang sumber]

Daftar Wali Kota Mataram

Dewan Perwakilan[suntiang | suntiang sumber]

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mataram

Kecamatan[suntiang | suntiang sumber]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Mataram

Demografi[suntiang | suntiang sumber]

Gedung Kotapraja

Suku bangsa[suntiang | suntiang sumber]

Suku Sasak merupakan suku bangsa mayoritas penghuni Kota Mataram, selain Suku Bali, Tionghoa, Melayu dan Arab. Keharmonisan kehidupan antar suku di Mataram sempat terganggu oleh peristiwa pecahnya Kerusuhan Lombok 17 Januari 2000 yang menyeret isu agama dan ras sebagai penyebab kerusuhan.

Agama[suntiang | suntiang sumber]

Kota Mataram merupakan kota yang multi etnis dan agama. Pengaruh budaya Sasak dan Bali, sangat terasa di kota ini. Adapun keberagaman penduduk kota Mataram menurut agama yang dianut, berdasarkan data kementerian Dalam Negeri tahun 2021, yakni pemeluk agama Islam 82,67% yang umumnya dianut suku Sasak. Kemudian Hindu 13,99% dianut suku Bali, kemudian Kristen 2,36% di mana Protestan 1,54% dan Katolik 0,82%, yang kebanyak dianut penduduk dari Nusa Tenggara Timur, Batak dan Tionghoa. Sebagian lagi beragama Buddha yakni 0,98%, dianut masyarakat Tionghoa.[2]

Bahasa[suntiang | suntiang sumber]

Masyarakat Kota Mataram sebagian menggunakan Bahasa Sasak dalam keseharian, selain Bahasa Indonesia, Bahasa Bali, Bahasa Samawa, serta bahasa Bima. Bahasa Sasak itu sendiri terbagi atas beberapa dialek, bergantung daerah masing-masing pengguna di Pulau Lombok, serta dapat digunakan sebagai acuan perbedaan strata sosial di masyarakatnya.

Transportasi[suntiang | suntiang sumber]

Udara[suntiang | suntiang sumber]

Keberadaan Bandar Udara Selaparang merupakan pintu masuk melalui udara ke Kota Mataram khususnya serta Pulau Lombok dan Nusa Tenggara Barat umumnya. Dan seiring dengan perkembangan Mataram dan NTB pada umumnya, saat ini Bandar Udara Selaparang sudah ditutup dan digantikan dengan Bandar Udara Internasional Lombok, Bandara tersebut berlokasi di wilayah Lombok Tengah.

Darat[suntiang | suntiang sumber]

Terminal Induk di Kota ini bernama Terminal Mandalika yang terletak di sebelah Timur di kelurahan Bertais Kota Mataram, disamping itu juga ada Terminal Kebon Roek yang berada di sebelah barat di wilayah Ampenan. Terminal Kebon Roek merupakan sarana transportasi darat melayani angkutan kota di Kota Mataram. Untuk sarana transportasi darat lainnya di kota ini dikenal dengan nama Cidomo, kendaraan seperti Bemo serta Ojek.

Laut[suntiang | suntiang sumber]

Sebelum pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat dikembangkan, Ampenan merupakan pelabuhan laut yang ramai, Pelabuhan Ampenan ini berada di sebelah barat Kota Mataram, Namun karena faktor keganasan arus laut Selat Lombok, dipilihlah lokasi yang lebih ideal untuk pelabuhan Laut yaitu sekarang ini di Lembar

Pariwisata[suntiang | suntiang sumber]

Museum Nusa Tenggara Barat

Kota Mataram terletak di pualu Lombok, merupakan sentra dari perjalanan wisata di Pulau Lombok. Kota Mataram saat ini dikembangkan menjadi salah satu kota pariwisata.

Akomodasi dan penginapan[suntiang | suntiang sumber]

Di Kota Mataram terdapat beberapa hotel, mulai dari hotel kelas Melati sampai Hotel Berbintang. Beberapa di antaranya adalah Hotel Lombok Raya, Hotel Grand Legi, Hotel Lombok Garden, Hotel Lombok Plaza, Hotel Santika Mataram, Hotel Nitour, Hotel Chandra, Hotel Mataram Square, Hotel Handayani dan Hotel Lombok Vaganza.

Tempat wisata[suntiang | suntiang sumber]

Pantai Ampenan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

Wisata Alam[suntiang | suntiang sumber]

Pulau Lombok dengan pusat di Kota Mataram, merupakan tempat yang sangat terkenal dengan eksotisme alamnya. Dari kota ini anda bisa menuju tempat wisata alam yang sangat terkenal di antaranya Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Pantai Kuta, Pantai Ampenan, Pesona Gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia yaitu Rinjani.

Wisata Budaya[suntiang | suntiang sumber]

Untuk wisata budaya, perpaduan antara budaya Lombok dan Bali dan sentuhan dari etnis lainnya, melahirkan suatu kolaborasi budaya yang sangat menarik, dan ada beberapa tempat menarik yang layak untuk dikunjungi terkait dengan hal tersebut antara lain, Kuburan Tionghoa Bintaro, Taman Mayura, Pura Meru, Pura Segara, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Loang Baloq, Kota Tua Ampenan, Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat

Belanja[suntiang | suntiang sumber]

Kota ini juga memiliki berbagai pusat perbelanjaan, misalnya Mataram Mall,Lombok Epicentrum Mall, Pusat Kerajinan Mutiara Pagesangan dan Ampenan Cerah Ceria. Disamping itu untuk anda yang suka belanja oleh-oleh Senggigi Square, Sukarara, Pusat Mutiara Di desa Sekarbela, bisa menjadi pilihan anda.

Kuliner[suntiang | suntiang sumber]

Kota ini menyajikan sajian khas Lombok di antaranya adalah ayam taliwang, beberuk terong, sate bulayak, plecing kangkung, nasi balap puyung, ares, sate rembiga, sate tanjung, poteng jaje tujak, iwel, dan bebalung.

Pendidikan[suntiang | suntiang sumber]

Fasilitas pendidikan di Kota Mataram tersedia dengan cukup memadai, di Kota ini terdapat beberapa perguruan tinggi baik Negeri maupun Swasta.

Perguruan Tinggi[suntiang | suntiang sumber]

Rektorat Universitas Mataram.
Kampus Universitas Mataram

Perguruan Tinggi Negeri yang cukup terkenal di kota ini adalah Universitas Mataram dan UIN Mataram. Sementara, beberapa Perguruan Tinggi Swasta juga banyak di Kota Mataram, di antaranya adalah:

Sekolah Menengah Atas[suntiang | suntiang sumber]

  • SMAN 1 Mataram
  • SMAN 2 Mataram
  • SMAN 3 Mataram
  • SMAN 4 Mataram
  • SMAN 5 Mataram
  • SMAN 6 Mataram
  • SMAN 7 Mataram
  • SMAN 8 Mataram
  • SMAN 9 Mataram
  • SMAN 10 Mataram

Kesehatan[suntiang | suntiang sumber]

Kota Kembar[suntiang | suntiang sumber]

Templat:Country data People's Republic of China Pengzhou, China

Referensi[suntiang | suntiang sumber]

  1. a b c "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 05-12-2018. 
  2. a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2021. 
  3. "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 22 Agustus 2021.  [pranala nonaktif permanen]
  4. "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  5. "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 14 Maret 2022. 
  6. a b "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota 1993-2020". BPS NTB. Diakses tanggal 2 September 2020. 
  7. a b Anggraeni, Dewi (2013-12-10). "Inilah Asal Muasal Lahirnya Kota Mataram". LOMBOKita (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2019-11-19. 
  8. "archive copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-18. Diakses tanggal 2022-11-28. 

Lihat pula[suntiang | suntiang sumber]

Pranala luar[suntiang | suntiang sumber]

Templat:Kota Mataram Templat:Nusa Tenggara Barat