Pangguno:Dandi Irawan

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu
Pangguno iko adolah paserta Wiki Masuk Kampus  di Universitas Andalas Padang kelas Filologi A.

WAJIK BAREH RANDANG

           Indosesia sangat kaya dengan keragaman dan ciri khas masing-masing di setiap daerah atau wilayah. Dari segi kuliner yang mempunyai keragaman di setiap kulinernya, salah satunya adalah wajik, wajik merupakan makanan yang terbuat dari beras pulut, gula merah, santan. Beras pulut di randam selama dua jam, setelah itu beras di saring dan di cuci bersih, panaskan kukusan yang telah berisi dengan air masak sampai masak. Panaskan serendang gula sampai mendidih, sedangkan beras rendang merupakan beras pulut yang telah di sangrai dan dijadikan tepung-tepung tersebut di campur dengan nisan dari santan dan gula yang dimasak sampai kental.

           Wajik Bareh Rendang itu merupakan makanan yang terbuat dari pulut yang sudah di campuri dan melalui proses yang cukup matang. Makanan ini dapat kit lihat dalam acara manjapuik marapulai yang dilaksanakan di nagari mungka kecamatan kabupaten lima puluh kota. Wajik ini mempunyai makna sendiri dalam manjapuik marapulai, tentunya di setiap daerah mempunyai cara yang berbeda menyambut marapulai di kampung mereka masing-masing, makanan wajik mempunyai makna yang terdapat di dalam wajik itu sendiri. Kata-kata yang dikeluarkan atau yang disampaikan terletak pada wajik, maksud dari sifat wajik yaitu keras bila di makan dan apabila sudah berada dalam mulut akan terpisah-pisah jadi maksudnya rencana yang akan disampaikan atau maksud kedatangan atau memikirkan apa yang akan disampaikan di letakkan dalam wajik.

           Orang-orang sangat terkenal dengan kiasan atau perumpamaan dalam menyampaikan sesuatu, orang minang dalam menyaimpaikan maksud tidak langsung ke intinya, pasti akan ada perantaraan dalam menyamppaikan sesuatu, sama halnya proses dalam manjapuik marapulai salah satunya dapat disampaikan dalam kuliner wajik tersebut.

           Jadi kesimpulannya gunakan keanekaragaman di setiap daerah kita masing-masing untuk mewakili sifat, keterampilan, perasaan untuk di pahami dan dimengerti oleh khalayak banyak, karena dengan hal itu kita sudah melestarikan atau mempublikasi sekaligus bisa menjadi ciri tersendiri untuk di ketahui masyarakat luas.[1]

Rujuakan[suntiang | suntiang sumber]

  1. DAHNIA, WHUSTOH (2016). "MAKANAN ADAT MANJAPUIK MARAPULAI PADA ACARA PERKAWINAN DI NAGARI MUNGKA KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA". UNIVERSITAS NEGERI PADANG PRESS.