Amerika Sarikaik

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu
(Dialiahkan dari Amerika Sarikat)

United States (US)
Bandera Amerika Sarikat
Bandera
Bandera Amerika Sarikaik

Amerika Sarikaik (bahaso Inggirih: United States of America, biaso disingkek USA atau US atau Amerika sajo), adolah sabuah republik federasi dari 50 nagara bagian.[1] Nagara ko talatak di tangah Banua Amerika bagian utara, babateh jo Kanada di utara dan Meksiko di selatan, Samudra Pasifik di timur dan Samudra Atlantik di barat. Kamudian salah satu nagara bagiannyo talatak sabalah utara babateh jo Russia di Selat Bering. Samantaro nagara bagian Hawaii di tangah Samudra Pasifik, tamasuak babarapo daerah teritorinyo nan talatak di Lauik Karibian, sahinggo mamiliki wilayah sekitar 3.79 million square miles (9.83 million km2) dan panduduaknyo sakitar 328 juta urang.

Amerika Sarikaik adolah nagara tagadang katigo atau kaampek manuruik total lawehnyo, sarato katigo tagadang manuruik laweh daratan jo panduduaknyo. Nagara ko adolah salah satu nagara nan panduduaknyo paliang banyak babedo-bedo etnis jo budayonyo, sabagai asia dari imigrasi dari babagai nagara.[2] Geografi jo iklim Amerika Sarikaik sangaiklah baragam juo, jo nagara ko adolah tampek babagai macam jinih spesies mukaluak.

Etimologi[suntiang | suntiang sumber]

Pada tahun 1507, kartografer Jerman Martin Waldseemüller membuat sebuah peta dunia yang di dalamnya terdapat kata "America" untuk merujuk pada benua bagian barat. Penamaan ini dinamakan berdasarkan seorang penjelajah dan kartografer Italia bernama Amerigo Vespucci.[3]

Dokumentasi pertama yang terkait dengan penggunaan frasa "United States of America" terdapat dalam sebuah esai anonim yang diterbitkan dalam surat kabar Virginia Gazette di Williamsburg, Virginia pada 6 April 1776.[4][5] Pada bulan Juni 1776, Thomas Jefferson menggunakan frasa "UNITED STATES OF AMERICA" dengan huruf-huruf kapital dalam baris judul rancangan Deklarasi Kemerdekaan.[6][7] Namun, dalam versi akhir Deklarasi Kemerdekaan, judul tersebut diganti menjadi "united States of America".[8] Pada 1977, Pasal Konfederasi secara resmi menyatakan: "Nama dari Konfederasi ini haruslah 'The United States of America'".[9]

Bentuk pendek "United States" (Negara-Negara Serikat) juga kerap digunakan sebagai bentuk standar negara ini. Bentuk umum lainnya adalah "U.S.", "USA", dan "America". Sebutan sehari-seharinya adalah "U.S. of A.", dan secara internasional kadang hanya disebut dengan "the States". "Columbia", kata yang populer dalam puisi dan lagu-lagu pada akhir 1700-an,[10] diambil dari nama Christopher Columbus; kata ini menjadi dasar penamaan "Distrik Columbia".

Sebutan standar untuk merujuk pada warga negara Amerika Serikat adalah "American". "United States", "American" dan "U.S." juga digunakan untuk merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan Amerika Serikat. Dalam bahasa Inggris sendiri, istilah "American" jarang digunakan untuk merujuk pada subjek yang tidak terkait dengan Amerika Serikat. Meskipun pada kenyataannya Amerika adalah sebuah benua dan terdapat banyak negara lainnya di benua tersebut, istilah "Amerika" ini secara umum digunakan hanya untuk merujuk pada hal-hal yang terkait dengan Amerika Serikat.[11]

Frasa "United States" pada awalnya difungsikan sebagai bentuk jamak untuk mendeskripsikan mengenai kumpulan negara-negara merdeka, misalnya dalam Amendemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat, yang disahkan pada tahun 1865, tertulis: "the United States are...". Frasa ini kemudian secara umum difungsikan sebagai bentuk tunggal; misalnya, setelah berakhirnya Perang Saudara, dinyatakan: "the United States is...". Bentuk tunggal ini lalu digunakan sebagai standar sampai sekarang, namun bentuk jamaknya masih tetap dipertahankan dalam idiom "these United States".[12] Perbedaan ini dianggap bukanlah sebagai kesalahan penggunaan kata, namun untuk mencerminkan perbedaan antara kumpulan negara-negara bagian (states) dan sebuah negara berdaulat (country).[13]

Dalam bahasa non-Inggris, penamaan negara ini sering diterjemahkan dari frasa "United States" maupun dari "United States of America", dan secara umum juga dikenal dengan "America". Selain itu, inisial/penyingkatan terkadang juga digunakan. Misalnya, dalam bahasa Spanyol, sebutan umum untuk "United States" adalah "Estados Unidos", berasal dari kata "states" dan "united", dan disingkat dengan "EE.UU."; huruf-huruf ganda menandakan bahwa kata ini digunakan sebagai bentuk jamak di Spanyol.[14] Dalam bahasa Indonesia, nama yang digunakan adalah Amerika Serikat, berasal dari frasa "United States of America", dengan bentuk singkat AS, dan umumnya juga disebut dengan "Amerika" saja.

Kemerdekaan dan perluasan[suntiang | suntiang sumber]

Revolusi Amerika adalah perang kemerdekaan kolonial pertama yang sukses dalam melawan kekuatan Eropa. Warga Amerika telah mengembangkan sistem pemerintahan daerah yang demokratis dan ideologi "republikanisme", menyelenggarakan pemerintahan yang bertumpu pada kehendak rakyat (bukannya raja), menentang korupsi, dan menuntut kebajikan sipil. Mereka menuntut hak-hak mereka sebagai orang Inggris dan menolak upaya Inggris untuk memungut pajak tanpa persetujuan legislatura kolonial. Inggris tetap bersikeras untuk memungut pajak dan konflik meningkat menjadi perang berskala penuh pada tahun 1775, yang dikenal dengan Perang Revolusi Amerika.[15] Pada tanggal 14 Juni 1775, Kongres Kontinental yang bersidang di Philadelphia membentuk Tentara Kontinental yang di komandoi oleh George Washington.[16] Kongres juga menyatakan bahwa "semua manusia diciptakan sama" dan diberkahi dengan "hak asasi tertentu". Kongres ini lalu mengesahkan Deklarasi Kemerdekaan yang disusun oleh Thomas Jefferson pada 4 Juli 1776. Tanggal tersebut selanjutnya diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kemerdekaan Amerika Serikat. Pada tahun 1777, Pasal Konfederasi mengatur pembentukan sebuah pemerintahan lemah yang bertahan sampai tahun 1789.[17]

Declaration of Independence karya John Trumbull, 1776. Dengan kehendak rakyat, Tiga Belas Koloni merdeka dari Kerajaan Inggris. Declaration of Independence karya John Trumbull, 1776. Dengan kehendak rakyat, Tiga Belas Koloni merdeka dari Kerajaan Inggris.
Declaration of Independence karya John Trumbull, 1776. Dengan kehendak rakyat, Tiga Belas Koloni merdeka dari Kerajaan Inggris.
Akuisisi teritorial Amerika Serikat.

Setelah kekalahan Inggris di Yorktown oleh pasukan Amerika yang dibantu oleh Prancis, Amerika Serikat akhirnya menjadi negara merdeka. Dalam Traktat Perdamaian 1783, Inggris mengakui kedaulatan Amerika Serikat atas sebagian besar wilayah di sebelah timur Sungai Mississippi. Para nasionalis menyerukan mengenai pembentukan pemerintahan federal yang jauh lebih kuat dengan cara memungut pajak, yang menyebabkan lahirnya konvensi konstitusional pada tahun 1787. Setelah melalui debat panjang, Konstitusi Amerika Serikat akhirnya disahkan pada 1788 oleh ketigabelas negara bagian. Kongres dan Dewan Perwakilan Rakyat pertama dibentuk dan George Washington ditunjuk sebagai presiden pertama – yang mulai menjabat pada 1789. Bill of Rights, yang melarang pembatasan kebebasan pribadi dan menjamin berbagai perlindungan hukum, disahkan pada tahun 1791.[18]

Sikap terhadap perbudakan juga berubah; semua negara bagian melarang perdagangan budak internasional,[19] dan pemerintah federal mengkriminalisasikan kegiatan impor atau ekspor budak pada tahun 1807.[20] Seluruh negara bagian Utara menghapuskan perbudakan antara tahun 1780 dan 1804. Sementara itu, dengan tingginya produksi kapas setelah tahun 1820, bangsa kulit putih di Selatan memutuskan bahwa perbudakan adalah hal yang positif bagi semua orang, termasuk para budak.[21] Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada 1800-an, menyebabkan jutaan orang memeluk agama Protestan. Di Utara, muncul beberapa gerakan reformasi sosial, termasuk abolisionisme.[22]

Hasrat Amerika untuk memperluas wilayahnya ke arah barat memicu berkobarnya serangkaian peperangan dengan bangsa Indian.[23] Pembelian Louisiana dari Prancis oleh Presiden Thomas Jefferson pada 1803 memperluas wilayah Amerika Serikat hampir dua kali lipat dari ukuran sebelumnya.[24] Perang 1812 untuk menyingkirkan pengaruh Inggris semakin memperkuat nasionalisme Amerika Serikat.[25] Serangkaian serangan militer AS ke Florida membuat Spanyol menyerahkan koloni-koloninya di Pantai Teluk kepada Amerika Serikat pada tahun 1819.[26]

Andrew Jackson menjadi presiden pada 1829 dan memulai serangkaian reformasi yang melahirkan era demokrasi Jacksonian, yang berlangsung dari 1830 – 1850. Reformasi ini termasuk memperluas hak pilih bagi pria, dan beberapa penyesuaian dalam pelimpahan kekuasaan pada pemerintahan federal. Kebijakannya ini juga memicu terbentuknya Sistem Partai Kedua, yang mengacu pada partai-partai dominan yang sudah ada sejak 1828 sampai 1854.

Kebijakan Trail of Tears pada 1830-an adalah contoh kebijakan penyingkiran Bangsa Indian dengan cara membangun reservasi khusus untuk mereka sendiri dengan subsidi tahunan dari pemerintah. Amerika Serikat menganeksasi Republik Texas pada 1854, di tengah-tengah periode bergulirnya konsep "Manifest Destiny" (Pembuktian Takdir).[27] Traktat Oregon pada tahun 1846 antara AS dengan Inggris menyebabkan AS menguasai wilayah yang saat ini menjadi Amerika Serikat Barat Laut.[28] Sebagai akibat dari kemenangan AS dalam Perang Meksiko-Amerika, Meksiko menyerahkan California pada tahun 1848, penyerahan ini termasuk sebagian besar wilayah yang saat ini membentuk Amerika Serikat Barat Daya.[29]

Demam Emas California yang berlangsung pada 1848-1849 semakin memacu migrasi bangsa Barat ke daratan Amerika.[30] Jalur kereta api baru dibangun untuk memudahkan relokasi para pendatang. Hal ini semakin meningkatkan konflik dengan penduduk asli Amerika.[31] Selama setengah abad, lebih dari 40 juta kerbau atau bison Amerika dibantai dan diambil kulit dan dagingnya untuk memudahkan pembangunan jalur kereta.[32] Berkurangnya jumlah kerbau, yang menjadi makanan utama bagi suku Indian, menjadi pukulan serius bagi keberlangsungan kebudayaan pribumi di dataran Amerika.[32]

Perbudakan, perang saudara, dan industrialisasi[suntiang | suntiang sumber]

Ketegangan antara budak dan negara bagian merdeka memunculkan argumen mengenai hubungan antara negara bagian dengan pemerintahan federal. Terjadi konflik kekerasan terkait dengan penyebaran perbudakan ke negara bagian yang baru.[33] Abraham Lincoln, kandidat Partai Republik yang antiperbudakan, terpilih menjadi presiden pada tahun 1860.[34] Sebelum ia menjabat, tujuh negara bagian budak menyatakan memisahkan diri dari Amerika Serikat dan kemudian membentuk Konfederasi Amerika.[35]

Pertempuran Gettysburg, Pennsylvania. Perang Saudara telah memicu berkembangnya industri baja dan pembangunan jalur kereta api antar-negara bagian. Pertempuran Gettysburg, Pennsylvania. Perang Saudara telah memicu berkembangnya industri baja dan pembangunan jalur kereta api antar-negara bagian.
Pertempuran Gettysburg, Pennsylvania. Perang Saudara telah memicu berkembangnya industri baja dan pembangunan jalur kereta api antar-negara bagian.
Ellis Island, New York City. Imigran di Pantai Timur yang akan dipekerjakan di pabrik-pabrik, industri kereta api, dan pertambangan.

Setelah Konfederasi menyerang Fort Sumter, Perang Saudara pun dimulai dan empat negara bagian budak lainnya juga ikut bergabung dengan Konfederasi.[35] Proklamasi Emansipasi yang dikeluarkan oleh Lincoln pada 1863 menyatakan bahwa budak di Negara Konfederasi harus dibebaskan. Setelah kemenangan Uni pada 1865, tiga amendemen terhadap Konstitusi menjamin kebebasan bagi hampir empat juta penduduk Afrika-Amerika yang telah diperbudak,[36] menjamin kewarganegaraan mereka, dan memberi mereka hak pilih. Perang Saudara dan resolusinya menyebabkan meningkatnya kekuasaan pemerintah federal.[37] Perang ini menjadi konflik mematikan yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat, mengakibatkan kematian lebih dari 620.000 tentara.[38]

Setelah perang, pembunuhan Abraham Lincoln menyebabkan lahirnya kebijakan Rekonstruksi yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan membangun kembali negara-negara bagian Selatan sembari memastikan hak-hak para budak yang baru dibebaskan.[39] Namun, sengketa atas hasil pemilu 1876 mengakhiri kebijakan Rekonstruksi ini.[39]

Di negara bagian Utara, terjadi urbanisasi dan masuknya gelombang imigran dari Eropa Timur dan Selatan secara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini turut mempercepat industrialisasi Amerika Serikat. Gelombang imigrasi, yang berlangsung sampai 1924, memasok AS dengan tenaga kerja dan perlahan-lahan mulai mengubah kebudayaan Amerika.[40] Pembangunan infrastruktur nasional mendorong pertumbuhan ekonomi. Berakhirnya Perang Saudara mendorong munculnya permukiman yang lebih luas dan dikembangkannya American Old West. Hal ini memicu digalakkannya berbagai pembangunan sosial dan teknologi, termasuk dibangunnya Telegraf Transbenua Pertama pada tahun 1861 dan Jalur Kereta Transbenua Pertama pada 1869.

Pembelian Alaska dari Rusia pada tahun 1867 mengakhiri perluasan daratan Amerika Serikat. Pembantaian Wounded Knee pada 1890 adalah konflik bersenjata terakhir yang terjadi selama Perang Indian. Pada 1893, monarki pribumi Kerajaan Hawaii di Pasifik digulingkan dalam kudeta yang dipimpin oleh warga Amerika; Amerika Serikat kemudian mencaplok Hawaii pada tahun 1898. Kemenangannya dalam Perang Spanyol-Amerika pada tahun yang sama semakin menunjukkan statusnya bahwa Amerika Serikat adalah kekuatan dunia. Pada tahun-tahun selanjutnya, Amerika Serikat juga menduduki Puerto Riko, Guam, dan Filipina.[41] Filipina memperoleh kemerdekaan setengah abad kemudian, sedangkan Puerto Riko dan Guam tetap menjadi teritori AS sampai saat ini.

Munculnya para industrialis terkemuka pada akhir abad ke-19 menyebabkan lahirnya Era Serikat Buruh, yaitu periode tingginya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. Periode ini selanjutnya mendorong munculnya Era Progresif, yang ditandai dengan terjadinya reformasi besar-besaran dalam bidang sosial, termasuk perlindungan hukum bagi masyarakat, dan perhatian terhadap kondisi kehidupan kelas pekerja. Presiden Theodore Roosevelt merupakan salah satu pendukung utama reformasi progresif ini.

Perang Dunia I, Depresi Besar, dan Perang Dunia II[suntiang | suntiang sumber]

Ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, Amerika Serikat memilih untuk tetap netral. Sebagian besar warga Amerika bersimpati pada Inggris dan Prancis, meskipun juga banyak yang menentang intervensi AS.[42] Pada tahun 1917, Amerika Serikat bergabung dengan Sekutu, dan Pasukan Ekspedisi Amerika turut membantu dalam melawan Blok Poros. Presiden Woodrow Wilson memainkan peran penting dalam Konferensi Perdamaian Paris 1919 yang membantu membangun kembali dunia pascaperang. Wilson menganjurkan agar AS bergabung dengan Liga Bangsa-Bangsa. Namun, Senat menolak menyetujui hal ini, dan AS tidak ikut meratifikasi Perjanjian Versailles, awal pembentukan Liga Bangsa-Bangsa.[43]

'Dust Bowl' menyebabkan terjadinya depresi dalam bidang pertanian, memengaruhi pasar industri dan menimbulkan kelesuan ekonomi. 'Dust Bowl' menyebabkan terjadinya depresi dalam bidang pertanian, memengaruhi pasar industri dan menimbulkan kelesuan ekonomi.
'Dust Bowl' menyebabkan terjadinya depresi dalam bidang pertanian, memengaruhi pasar industri dan menimbulkan kelesuan ekonomi.
Keikutsertaan AS dalam PD II menyebabkan berkembangnya industri perang, mendorong migrasi ke kota-kota besar dan meningkatnya skala manufaktur secara besar-besaran.

AS menerapkan kebijakan unilateralisme dan isolasionisme.[43] Pada tahun 1920, pemberian hak pilih bagi perempuan berhasil lolos dalam amendemen konstitusi. Era kesejahteraan diakhiri dengan Bencana Wall Street 1929 yang kemudian memicu munculnya era Depresi Besar.

Setelah terpilih sebagai presiden pada tahun 1932, Franklin D. Roosevelt mengeluarkan kebijakan New Deal, yaitu serangkaian kebijakan yang memperluas campur tangan pemerintah dalam perekonomian, termasuk pembentukan sistem Jaminan Sosial.[44] "Dust Bowl" yang terjadi pada pertengahan 1930-an melemahkan perekonomian sebagian besar masyarakat petani dan memacu gelombang baru migrasi Barat.

Amerika Serikat pada awalnya memilih untuk bersikap netral dalam Perang Dunia II. Setelah Jerman Nazi menginvasi Polandia pada 1939, AS mulai memasok senjata kepada pihak Sekutu pada bulan Maret 1941 melalui program Lend-Lease. Pada tanggal 7 Desember 1941, Kekaisaran Jepang melancarkan serangan mendadak ke Pearl Harbor, yang mendorong AS untuk terjun ke dalam kancah peperangan dan bergabung dengan pihak Sekutu dalam melawan Blok Poros.[45] Keikutsertaan AS dalam perang mendorong terjadinya investasi modal dan berkembangnya industri perang. Di antara negara-negara peserta perang, Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang tidak jatuh miskin – bahkan jadi lebih kaya lagi – setelah perang berakhir.[46]

Konferensi Sekutu di Bretton Woods dan Yalta menghasilkan sebuah kesepakatan mengenai pembentukan sistem organisasi internasional baru yang menempatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pusat kekuatan dunia. Setelah perayaan kemenangan di Eropa, sebuah konferensi internasional diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1945. Konferensi ini menghasilkan Piagam PBB, yang kemudian diefektifkan setelah perang usai.[47] Menjelang PD II berakhir, Amerika Serikat mengembangkan senjata nuklir pertama dan menggunakannya untuk mengebom kota-kota Jepang Nagasaki dan Hiroshima pada bulan Agustus. Perang berakhir pada 2 September 1945 dengan menyerahnya Jepang.[48]

Geografi[suntiang | suntiang sumber]

Citra satelit Amerika Serikat daratan.

Luas wilayah daratan utama Amerika Serikat adalah 2,959,064 mil persegis (7,663,941 km2). Alaska, yang dipisahkan dari daratan utama Amerika Serikat oleh Kanada, adalah negara bagian terluas, dengan luas 663,268 mil persegis (1,717,856 km2). Hawaii berlokasi di tengah-tengah Samudra Pasifik, di sebelah barat daya Amerika Utara, dengan luas wilayah 10,931 mil persegis (28,311 km2).[49]

Amerika Serikat adalah negara terluas ketiga atau keempat di dunia (menurut luas daratan dan perairan), di bawah Rusia dan Kanada serta satu tingkat di atas atau di bawah RRC. Pemeringkatan tersebut bervariasi, tergantung pada apakah wilayah-wilayah yang dipersengkatan oleh RRC dan India turut dihitung dan bagaimana pengukuran luas total dari Amerika Serikat sendiri: kisaran perhitungan mulai dari 3,676,486 mil persegis (9,522,055 km2)[50] hingga 3,717,813 mil persegis (9,629,091 km2)[51] dan 3,794,101 mil persegis (9,826,676 km2).[1] Jika yang dihitung hanya luas daratan saja, maka AS menempati peringkat ketiga, di bawah Rusia dan RRC serta di atas Kanada.[52]

Caliak juo[suntiang | suntiang sumber]

Rujuakan[suntiang | suntiang sumber]

  1. a b "United States". The World Factbook. CIA. September 30, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 26, 2018. Diakses tanggal January 5, 2010 (area given in square kilometers). 
  2. Adams, J.Q.; Strother-Adams, Pearlie (2001). Dealing with Diversity. Chicago: Kendall/Hunt. ISBN 0-7872-8145-X.
  3. "Cartographer Put 'America' on the Map 500 years Ago". USA Today. Washington, D.C. Associated Press. April 24, 2007. Diakses tanggal November 30, 2008. 
  4. "To the inhabitants of Virginia," by A PLANTER. Dixon and Hunter's Virginia Gazette #1287 – April 6, 1776, Williamsburg, Virginia. Surat ini juga terdapat dalam American Archives Vol. 5
  5. Carter, Rusty (August 18, 2012). "You read it here first" Archived 2012-08-22 di Wayback Machine.. Virginia Gazette. "He did a search of the archives and found the letter on the front page of the April 6, 1776, edition, published by Hunter & Dixon."
  6. DeLear, Byron (August 16, 2012). "Who coined the name 'United States of America'? Mystery gets new twist." Christian Science Monitor (Boston, MA).
  7. Jefferson's "original Rough draught" of the Declaration of Independence
  8. "The Charters of Freedom". National Archives. Diakses tanggal June 20, 2007. 
  9. Mary Mostert (2005). The Threat of Anarchy Leads to the Constitution of the United States. CTR Publishing, Inc.. p. 18. ISBN 9780975385142. http://books.google.com/books?id=jntSQ-yn66AC&pg=PA18. 
  10. "Get to Know D.C." Historical Society of Washington, D.C. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-18. Diakses tanggal July 11, 2011. 
  11. Wilson, Kenneth G. (1993). The Columbia Guide to Standard American English. New York: Columbia University Press, pp. 27–28. ISBN 0-231-06989-8.
  12. Zimmer, Benjamin (November 24, 2005). "Life in These, Uh, This United States". University of Pennsylvania—Language Log. Diakses tanggal January 5, 2013. 
  13. G. H. Emerson, The Universalist Quarterly and General Review, Vol. 28 (Jan. 1891), p. 49, quoted in Zimmer paper above.
  14. "US Embassy in Madrid. Official website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-13. Diakses tanggal 2013-03-03. 
  15. Humphrey, Carol Sue (2003). The Revolutionary Era: Primary Documents on Events from 1776 To 1800. Greenwood Publishing. pp. 8–10. ISBN 978-0-313-32083-5. http://books.google.com/books?id=19NWMZ6Ec_sC&pg=PA8. 
  16. Brown, Jerold E. (2001). Historical Dictionary of the U.S. Army. Greenwood Publishing. p. 126. ISBN 978-0-313-29322-1. http://books.google.com/books?id=ygqNt3ra-vYC&pg=PA126. 
  17. Fabian Young, Alfred; Nash, Gary B.; Raphael, Ray (2011). Revolutionary Founders: Rebels, Radicals, and Reformers in the Making of the Nation. Random House Digital. pp. 4–7. ISBN 978-0-307-27110-5. http://books.google.com/books?id=QEzaLJ4u_MEC&pg=PA4. 
  18. Boyer, Paul S.; Clark, Cliffoed E. Jr.; Kett, Joseph F. (2007). The Enduring Vision: A History of the American People. Cengage Learning. pp. 192–193. ISBN 9780618801619. http://books.google.com/books?id=9KT3lI76-0cC&pg=PA192. 
  19. Namun South Carolina kembali melakukannya.
  20. Cogliano, Francis D. (March 15, 2008). Thomas Jefferson: Reputation and Legacy. University of Virginia Press. p. 219. ISBN 978-0-8139-2733-6. http://books.google.com/books?id=1f-wAfE0mpsC&pg=PA219. 
  21. Hall, Kermit (2002). The Oxford Companion to American Law. Oxford University Press. p. 26. ISBN 978-0-19-508878-6. http://books.google.com/books?id=UXodg4rwE1IC&pg=PA26. 
  22. Clark, Mary Ann (May 2012). Then We'll Sing a New Song: African Influences on America's Religious Landscape. Rowman & Littlefield. p. 47. ISBN 978-1-4422-0881-0. http://books.google.com/books?id=3Tl3vqx-BX0C&pg=PT47. 
  23. Billington, Ray Allen; Ridge, Martin (2001). Westward Expansion: A History of the American Frontier. UNM Press. p. 22. ISBN 978-0-8263-1981-4. http://books.google.com/books?id=YoV-k7VcyZ0C&pg=PA22. 
  24. "Louisiana Purchase". National Parks Services. Diakses tanggal March 1, 2011. 
  25. Wait, Eugene M. (1999). America and the War of 1812. Nova Publishers. p. 78. ISBN 978-1-56072-644-9. http://books.google.com/books?id=puuQ30N0EsIC&pg=PA78. 
  26. Klose, Nelson; Jones, Robert F. (May 13, 1994). United States History to 1877. Barron's Educational Series. p. 150. ISBN 978-0-8120-1834-9. http://books.google.com/books?id=r4pXwnFs2HMC&pg=PA150. 
  27. Morrison, Michael A. (August 30, 1999). Slavery and the American West: The Eclipse of Manifest Destiny and the Coming of the Civil War. University of North Carolina Press. pp. 13–21. ISBN 978-0-8078-4796-1. http://books.google.com/books?id=YTaxzMlkVEMC&pg=PA13. 
  28. Kemp, Roger L. (May 30, 2010). Documents of American Democracy: A Collection of Essential Works. McFarland. p. 180. ISBN 978-0-7864-4210-2. http://books.google.com/books?id=JHawgM-WnlUC&pg=PA180. 
  29. McIlwraith, Thomas F.; Muller, Edward K. (2001). North America: The Historical Geography of a Changing Continent. Rowman & Littlefield. p. 61. ISBN 978-0-7425-0019-8. http://books.google.com/books?id=8NS0OTXRlTMC&pg=PA61. 
  30. Smith-Baranzini, Marlene (June 1, 1999). A Golden State: Mining and Economic Development in Gold Rush California. University of California Press. p. 20. ISBN 978-0-520-21771-3. http://books.google.com/books?id=UPUsIaHZTm0C&pg=PA20. 
  31. Black, Jeremy (November 8, 2011). Fighting for America: The Struggle for Mastery in North America, 1519–1871. Indiana University Press. p. 275. ISBN 978-0-253-35660-4. http://books.google.com/books?id=EIst_CSWOqIC&pg=PA275. 
  32. a b Wishart, David J. (September 1, 2004). Encyclopedia of the Great Plains. University of Nebraska Press. p. 37. ISBN 978-0-8032-4787-1. http://books.google.com/books?id=rtRFyFO4hpEC&pg=PA37. 
  33. Stuart Murray (2004). Atlas of American Military History. Infobase Publishing. p. 76. ISBN 978-1-4381-3025-5. http://books.google.com/books?id=bJ_sy7mmmxQC&pg=PA76. 
  34. Thomas F. McIlwraith; Edward K. Muller (2001). North America: The Historical Geography of a Changing Continent. Rowman & Littlefield. p. 186. ISBN 978-0-7425-0019-8. http://books.google.com/books?id=8NS0OTXRlTMC&pg=PA186. 
  35. a b Patrick Karl O'Brien (November 7, 2002). Atlas of World History. Oxford University Press. p. 184. ISBN 978-0-19-521921-0. http://books.google.com/books?id=ffZy5tDjaUkC&pg=PA184. 
  36. "1860 Census" (PDF). U.S. Census Bureau. Diakses tanggal June 10, 2007.  Page 7 lists a total slave population of 3,953,760.
  37. De Rosa, Marshall L. (1997). The Politics of Dissolution: The Quest for a National Identity and the American Civil War. Edison, NJ: Transaction. p. 266. ISBN 1-56000-349-9.
  38. Vinovskis, Maris (1990). "Toward a social history of the American Civil War: exploratory essays[pranala nonaktif permanen]". Cambridge University Press. p. 6. ISBN 0-521-39559-3.
  39. a b G. Alan Tarr (March 13, 2009). Judicial Process and Judicial Policymaking. Cengage Learning. p. 30. ISBN 978-0-495-56736-3. http://books.google.com/books?id=8Q6Gh5_OQgQC&pg=PA30. 
  40. John Powell (January 1, 2009). Encyclopedia of North American Immigration. Infobase Publishing. p. 74. ISBN 978-1-4381-1012-7. http://books.google.com/books?id=VNCX6UsdZYkC&pg=PA74. 
  41. Gates, John M. (August 1984). "War-Related Deaths in the Philippines". Pacific Historical Review. College of Wooster. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-05. Diakses tanggal September 27, 2007. 
  42. Foner, Eric; Garraty, John A. (1991). The Reader's Companion to American History. New York: Houghton Mifflin. p. 576. ISBN 0-395-51372-3.
  43. a b McDuffie, Jerome; Piggrem, Gary Wayne; Woodworth, Steven E. (2005). U.S. History Super Review. Piscataway, NJ: Research & Education Association. p. 418. ISBN 0-7386-0070-9.
  44. Axinn, June; Stern, Mark J. (2007). Social Welfare: A History of the American Response to Need (edisi ke-7th). Boston: Allyn & Bacon. ISBN 978-0-205-52215-6. 
  45. Burton, Jeffrey F.; et al. (July 2000). "A Brief History of Japanese American Relocation During World War II". Confinement and Ethnicity: An Overview of World War II Japanese American Relocation Sites. National Park Service. Diakses tanggal April 2, 2010. 
  46. Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers. New York: Vintage. p. 358. ISBN 0-679-72019-7.
  47. "The United States and the Founding of the United Nations, August 1941 – October 1945". U.S. Dept. of State, Bureau of Public Affairs, Office of the Historian. 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-12. Diakses tanggal June 11, 2007. 
  48. Pacific War Research Society (2006). Japan's Longest Day. New York: Oxford University Press. ISBN 4-7700-2887-3.
  49. Lubowski, Ruben; Vesterby, Marlow; Bucholtz, Shawn (July 21, 2006). "AREI Chapter 1.1: Land Use". Economic Research Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-08. Diakses tanggal March 9, 2009. 
  50. "United States". Encyclopædia Britannica. Diakses tanggal March 25, 2008 (area given in square miles). 
  51. "Population by Sex, Rate of Population Increase, Surface Area and Density" (PDF). Demographic Yearbook 2005. UN Statistics Division. Diakses tanggal March 25, 2008 (area given in square kilometers). 
  52. "World Factbook: Area Country Comparison Table". Yahoo Education. Diakses tanggal February 28, 2007. 

Pautan lua[suntiang | suntiang sumber]

Situs resmi pemerintah[suntiang | suntiang sumber]

Lain-lain[suntiang | suntiang sumber]

Templat:Amerika Utaro