Suku Kutianyie
Suku Kutianyie (disebut pula Suku Kotoanyie) adalah salah satu suku (marga) Minangkabau yang tergolong kedalam Kelarasan Nan Panjang. Suku ini berkerabat dengan suku Jambak dan suku Pitopang.
Etimologi
[suntiang | suntiang sumber]Menurut beberapa pendapat, nama Kutianyie atau kutianyir memiliki arti nama pohon mengkudu.
Suku Serumpun / Kerabat
[suntiang | suntiang sumber]suku serumpunnya adalah suku Pitopang, suku Jambak, suku Salo dan suku Bodi
Penghulu Suku
[suntiang | suntiang sumber]Salah satu gelar penghulu suku Kutianyie adalah Datuak Rajo Mandaro
Mitos Suku Kutianyie
[suntiang | suntiang sumber]Suku Kutianyie maupun Suku Jambak mempunyai sebuah mitos yang dipercaya oleh warga sukunya yaitu apabila ada acara perkawinan anggota suku maka biasanya akan terjadi hujan. Gadis dan keturunan Kutianyie sering juga dalam mitos disebut putri dewi, karena perempuannya banyak yang cantik-cantik dan laki-lakinya gagah-gagah.
Persebaran
[suntiang | suntiang sumber]Suku Kutianyie banyak ditemukan di daerah Padang, Batu Sangkar, Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok, dan berbagai daerah lainya di Sumatera Barat
Sejarah
[suntiang | suntiang sumber]Pada zaman kerajaan Pagaruyuang, kepala suku Kutianyia di Payakumbuh (Limbanang) yang bernama Datuak Bagindo Sati dikenal sebagai orang yang alim dan bijaksana, beliau juga merupakan sahabat terbaik Raja dari Pagaruyung. Jika Raja mengadakan acara atau melakukan perjalanan di daerah Luhak Lima Puluh, maka Datuak Bagindo Sati yang sering diminta untuk menemani Sang Raja sehingga Suku Kutianyia sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat Minangkabau terutama di Luhak Lima Puluh.