Adil (surek kaba)

Wikipedia Minangkabau - Lubuak aka tapian ilimu

ADIL adolah suraik kaba yang tabiak di bawah naungan Muhammadiyah dari hasil keputusan Kongres Muhammadiyah di Makassar tahun 1932. Adil pertamo kali diterbitkan pado 1 Oktober 1932 yang bakantorkan di Kartodipuran, Nomor 102, Solo, Jawa Tengah. Adil dipimpin oleh Muljadi Djojomartono dan hoofdredacteur Sjamsoeddin. Adil alah pernah terbit di ampek periode sekaligus.Ampek periode itu saat masa penjajahan Belanda, Orde Lamo, Orde Baru, dan jugo Orde Reformasi.[1]

Adil dipasarkan secaro nasional hingga mencapai Jakarta, Padang dan Medan. Berdasarkan surat pambaco yang datang dari berbagai kota, antaro lain, dai Brebers, Klaten, Purworejo, Waleri, Cepu, Ngawi, Bojonegoro, Solo, Aceh, Ngawi, Purbalingga, Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Wonogiri, dan Babat dapat dipastikan polo bahwa Suar kaba Adil sudar tersebar di seluruh Indonesia.

Adil memiliki rubrik-rubrik yang turunannyo dari arah perjuagan agama islam namun indak mencerminkan sikap kebegamaan Islam secara sampik. Adil jugo memuat berita perjalanan luar negeri, informasi laju kota-kota, olahraga, informasi rumah sakik Islam PKO Mataram, sampai pengumuman film yang rancak. Adil terbit 2 lembar setiap hari, kecuali tiok hari Minggu dan hari libur. Adil dibandrol 5 rupiah untuk di dalam nagari dan 6,50 rupiah di luarnyo. Tarif iklan satu barisnyo 0,25 rupiah sakali muat dan akan dimuat di halaman 4 dan 5.

Sejarah[suntiang | suntiang sumber]

Gagasan pendirian Adil bamulo dari Mujadi Djojomartono yang hadil pada Kongres (Muktamar) Muhammadiyah ke-21 di Makassar Mei 1932. Pada Kongres iko, Muljadi gigih mampartahankan nasihatnyo agar Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern sudah selayaknya memiliki surat kabar sendiri yang menyebarluaskan gagasan Kemuhammadiyahan. Indak nio kalah dengan Boedi Oetomo, Paguyuban Pasundan dan organisasi lain yang punyo koran sendiri, Kongres Muktamar akhirnyo menerimo nasihar dengan catatan Muhammadiyah Surakarta yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraannya. [2]

Sepulangnyo dari Makassar, Muljadi mangumpuaan para tokoh dan saudagar Muhammadiyah untuk manghimpun modal, manatapkan badan direksi dan tanago redaksi. Namo "Adil" dipilih sebagai identitas penerbitan. Para tokoh Muhammadiyah Solo ingin surat kaba ko bersifat inklusif dan adil sajak lahir serta berpandangan seobyektif mungkin tanpa peduli latar belakang manusia dan golongan.

Pajuangan Marintis Adil[suntiang | suntiang sumber]

Saat terbit awal, 1 Oktober 1932 dengan jumlah oplah kurang dari saribu lembar denga produksi sebanyak ampek halaman, Adil melakukan lewat tulisan tangan dengan metode handset-proefdruk. Sabab, masin tik pada maso itu termasuk barang langko dan mewah.

Terbit saat masa pergerakan naik, Adil indak namuah tatingga untuak berpendapat.. Menurut, Moljadi Djojomartono dan hoofdredacteur Sjamsoeddin pergerakan nasional yang diinginkan adola pergerakan yang mengarah pado araiknyo persatuan. Adil barusaho memunculkan pergerakan nasional yang indak mangarah ka perpecehan, walau sulit. Apalagi saat itu, partai nasional yang terbelah menjadi dua haluan bermuculan.

Pada tahun 1932-1934, krisis penjualan terjadi karena uang penjualan indak menutupi ongkos operasional. Sabab, kala itu surat kaba harian indak dijual eceran, tatapi langganan melalui kiriman pos atau loper ka alamat masing-masing palanggan.

Setelah melewati masa krisis, Adil yang semulanya melahirkan koran, resmi gulung tikar. Namun Muljadi tetap berusaha dengan wara-wiri mencari dana agar tetap hidup. Akhirnya, keputusan marubah format menjadi majalah mingguan yang berukuran 27,5 x 19,5 cm yang terbit berkala dua kali setiap bulan. Majalah mingguan iko diterbitkan setiap tanggal 1 dan tanggal 15. Majalah mingguan Adil iko sasarannya adalah khalayak umum, terutama kelas menengah dan kalangan atas.

Maso Kamunduran[suntiang | suntiang sumber]

Satalah mancapai masa gemilangnya, Adil mengalami bibit kemundurannya tepat setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pasca kemerdekaan, Adil hanya melahirkan majalah kadang terlalu sederhana. Bahkan ukuran terbitannya labil karena berubah-ubah.

Kemunduran ini, bermula karena hilangnya ikon bagi majalah Adil, Surono. Surno hilang dan tak bisa bergerak banyak karena terserang penyakit stroke. Majalah Adil tak bisa berbuat banyak karena harus berhenti beroperasi pada 1985.

Rujukan[suntiang | suntiang sumber]

  1. Rahzen, Taufik (2007). SEABAD PERS KEBANGSAAN. Jakarta: I:BOEKOE. pp. 443. ISBN 978-979-1436-02-1. 
  2. afandi (2022-04-14). "ADIL, Koran dan Majalah Muhammadiyah yang Tak Banyak Orang Tahu". Muhammadiyah (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-18.