Filsafat Barat: Beda antro revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Barih 12: | Barih 12: | ||
Pada umumnya, filsuf-filsuf Barat dibagi ke dalam beberapa cabang pokok.<ref name="K"/> Pembagian itu di dasarkan pada jenis pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.<ref name="K"/> Cabang yang paling banyak berpengaruh pada masa dunia kuno adalah Stoic, yaitu menahan hawa nafsu.<ref name="K"/> Stoic dibagi ke dalam beberapa bagian filsafat, seperti [[Logika]], [[Etika]], [[Ilmu|Ilmu pengetahuan]], dan [[Fisika]].<ref name="K"/> Fisika merupakan konsep study tentang gejala-gejela alam di dalam dunia ini, dan termasuk ilmu pengetahuan alam dan [[metafisika]].<ref name="Bertens">K. Bertens.1988.Sejarah Filsafat Yunani.Jogjakarta.KANISIUS.127-169.</ref> Filsafat kontemporal secara umum dapat dibagi ke dalam metafisika, epistimologi, etika, axiology, dan estetis.<ref name="Bertens"/> Logika terkadang juga dijadikan sebagai bagian di dalam filsafat, terkadang juga hanya sebagai metode yang digunakan untuk seluruh cabang-canbang filsafat.<ref name="Bertens"/> |
Pada umumnya, filsuf-filsuf Barat dibagi ke dalam beberapa cabang pokok.<ref name="K"/> Pembagian itu di dasarkan pada jenis pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.<ref name="K"/> Cabang yang paling banyak berpengaruh pada masa dunia kuno adalah Stoic, yaitu menahan hawa nafsu.<ref name="K"/> Stoic dibagi ke dalam beberapa bagian filsafat, seperti [[Logika]], [[Etika]], [[Ilmu|Ilmu pengetahuan]], dan [[Fisika]].<ref name="K"/> Fisika merupakan konsep study tentang gejala-gejela alam di dalam dunia ini, dan termasuk ilmu pengetahuan alam dan [[metafisika]].<ref name="Bertens">K. Bertens.1988.Sejarah Filsafat Yunani.Jogjakarta.KANISIUS.127-169.</ref> Filsafat kontemporal secara umum dapat dibagi ke dalam metafisika, epistimologi, etika, axiology, dan estetis.<ref name="Bertens"/> Logika terkadang juga dijadikan sebagai bagian di dalam filsafat, terkadang juga hanya sebagai metode yang digunakan untuk seluruh cabang-canbang filsafat.<ref name="Bertens"/> |
||
Sub disiplin filsafat terdapat di dalam cabang-cabang yang luas tersebut.<ref name="Bertens"/> pada level yang terluas, terdapat filsafat Analitik dan filsafat Kontinental.<ref name="Bertens"/> Filsafat Analitik lebih sederhana dibandingkan dengan filsafat Kontinental.<ref name="Bertens"/> |
|||
== Teologi dan Filsafat == |
== Teologi dan Filsafat == |
Revisi pado 29 September 2023 09.25
Filsafat Barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran-pemikiran filsafat dalam dunia Barat atau Occidental. Pada umumnya filsafat terdiri dari dua garis besar, yaitu Filsafat Barat dan Filsafat Timur. Filsafat Barat berbeda dengan Filsafat Timur atau Oriental.[1] Permulaan dari sebutan Filsafat Barat ini dari keinginan untuk mengarah kepada pemikiran atau falsafah peradaban Barat.[1] Masa awalnya dimulai dengan filsafat Yunani di Yunani Kuno.[1] Pada masa ini sebagian besar Bumi sudah dicakup, termasuk Amerika Utara dan Australia.[1] Penentuan wilayah yang menjadi bagian dalam menentukan aliran mana sebuah pemikiran atau falsafah itu lahir menimbulkan perdebatan.[1] Perdebatan terjadi untuk menentukan wilayah seperti Afrika Utara, sebagian besar Timur Tengah, Rusia, dan lainnya.[1]
Kata filsafat dalam bahasa Indonesia, filosofi dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu: philosophia (φιλοσοφία), yang secara literal bermakna, "kecintaan kepada perkataan" (philein = "mencintai" + sophia = kata mutiara, dalam arti pengetahuan).[1] Dalam arti kontemporer, Filosofi Barat merujuk pada dua tradisi utama filsafat kontemporer: filsafat analitik dan filsafat kontinental.[1]
Sejarah Filsafat Kuno
Sejarah Filsafat Yunani dimulai sekitar abad ke-6 SM.[2] Zaman ini sering disebut juga sebagai zaman peralihan dari mitos ke logos.[2] Sebelum masa ini, banyak orang yang bercerita tentang alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi berkat kuasa gaib dan adikodrati, seperti adanya kuasa para dewa-dewi.[2] Mitos-mitos seperti ini kerap sekali ditemukan di dalam sastra-sastra Yunani.[2]
Jangkauan filsafat dalam pemahaman kuno dan pemikiran para filsuf kuno adalah usaha-usaha intelektual.[3][4] Hal ini jugalah yang menjadi permasalahan-permasalahan yang dipahami dalam filsafat.[3] Filsafat juga mencakup disiplin-disiplin lainnya, seperti matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, astronomi, dan biologi.[3] Aristoteles merupakan salah seorang filsuf yang menuliskan pemahamannya mengenai topik-topik ini.[3] Istilah Filsafat Barat pun kemudian muncul dan pada saat itu tidak membantu dan tidak jelas, sejak definisi itu meliputi berbagai macam perbedaan seperti tradisi, kelompok politik, kelompok agama, dan pemikir-pemikir yang sudah ribuan tahun lamanya.[3]
Subdisiplin Filsafat Barat
Pada umumnya, filsuf-filsuf Barat dibagi ke dalam beberapa cabang pokok.[3] Pembagian itu di dasarkan pada jenis pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.[3] Cabang yang paling banyak berpengaruh pada masa dunia kuno adalah Stoic, yaitu menahan hawa nafsu.[3] Stoic dibagi ke dalam beberapa bagian filsafat, seperti Logika, Etika, Ilmu pengetahuan, dan Fisika.[3] Fisika merupakan konsep study tentang gejala-gejela alam di dalam dunia ini, dan termasuk ilmu pengetahuan alam dan metafisika.[5] Filsafat kontemporal secara umum dapat dibagi ke dalam metafisika, epistimologi, etika, axiology, dan estetis.[5] Logika terkadang juga dijadikan sebagai bagian di dalam filsafat, terkadang juga hanya sebagai metode yang digunakan untuk seluruh cabang-canbang filsafat.[5]
Teologi dan Filsafat
Teologi tercakup di dalam pelajaran dalam agama dan sama halnya dengan filsafat.[6] Teologi mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi dan sifat Tuhan.[6] Pertanyaan di dalam teologi ini dijawab juga secara jelas oleh filsafat Agama.[6] Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, memasukkan teologi ke dalam cabang metafisika.[6] Dia juga mengatakan bahwa teologi sebagai pusat dalam filsafat.[6] Pada abad kedua puluh, para filsuf berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis tersebut.[6] Filsafat dan teologi memiliki keterkaitan filsafat menjadi akar di dalam memahami teologi.[6] Pelajaran agama menjadi salah satu contohnya.[6] Perbandingan agama-agama besar di dunia dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan filsafat.[7]
Catatan kaki
- ↑ a b c d e f g h Robert Audi.1995.The Cambridge Dictionary Of Philosophy.Cambridge University Press:United Kingdom.580-617
- ↑ a b c d Simon Petrus L. Tjahjadi.2004.Petualangan Intelektual.Jogjakarta.Kanisius.
- ↑ a b c d e f g h i K. Bertens.1976.Ringkasan Sejarah Filsafat.Jogjakarta.Kanisius.42-89.
- ↑ Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Modern Archived 2023-03-31 di Wayback Machine."
- ↑ a b c K. Bertens.1988.Sejarah Filsafat Yunani.Jogjakarta.KANISIUS.127-169.
- ↑ a b c d e f g h Milton D. Hunnex.1986.Chronological and Thematic Charts of Philosophies and Philosophers.USA.Grand Rapids.3-21.
- ↑ Donald M. Borchert.1996.The Encyclopedia of Philosophy.USA.Simon & Schuster Macmillan.127-128.
Rujuakan
- Annas, Julia (1995), The Morality of Happiness, Oxford University Press, ISBN 0-19-509652-5
- Reale, Giovanni; Catan, John R. (1986), A History of Ancient Philosophy: From the Origins to Socrates, SUNY Press, ISBN 0-88706-290-3
Bacaan lanjut
- Copleston, Frederick (1946–1975). A History of Philosophy, 11 vols. Continuum.
- Hegel, Georg Wilhelm Friedrich (1996) [1892 Kegan Paul]. Haldane, Elizabeth Sanderson, ed. Vorlesungen über die Geschichte der Philosophie [Hegel's Lectures on the History of Philosophy, 3 vols.]. Humanities Press International.
- Kenny, Anthony (2010). A New History of Western Philosophy. Oxford University Press.
- Russell, Bertrand (1945). A History of Western Philosophy. Simon & Schuster.